Jumat, 22 Januari 2010

masjid dibangun kok miris?


.LOG

masjid dibangun kok malah kamu miris din?


4:30 PM 1/21/2010
beberapa minggu lalu diumumkan di masjid Raya Tanjungpinang, klo perbaikan kamar mandi dan pemasangan keramik di areal luar tempat
wudlu membutuhkan dana Rp.90 juta.
aku tertegun. hatiku berontak.
90 juta untuk pemasangan keramik halaman luar masjid?(aku ga bisa memastikan 90 juta ini untuyk pemasangan keramik saja, atau dengan
perbaikan WCnya)
90 juta bukan uang yang sedikit, dan lagi-lagi untuk memasang seuatu yang sebenarnya kurang urgen.
ironi juga, karena sebelumnya hati saya protes dengan keadaan toilet masjid ini yang lebih bau daripada WC umum diterminal kota Tuban,
sama sekali ga ada kesan ada kepedulian terhadap kebersihan lingkungan masjid.
dari segi thoharoh, jelas-jelas tidak memenuhi, karena jalan becek dari pintu kluar toilet sampe pintu masuk masjid di depan tempat wudlu.
hatiku menjerit, berteriak dengan suaranya sendiri, rumah Allah yang seharusnya bisa membuatku teduh dan menghilangkan dari
segala kegundahan tapi memnbuatku tidak nyaman.
tidak lagi kurasakan "baitiladzi ath'amahu minjuu'i wa amanahu min khouf"
rumah yang membebaskan aku dari rasa takut..
TIDAK NYAMAN!!

toilet dan WC diperbaiki.
alhamdulillah..
dengan dana 90juta,hahahaaa...
untuk Toilet, okelah klo begbegbegbegitu.
tapi untuk pemasangan keramik?


apa sih sebenarnya yang dibutuhkan sebuah masjid?
karpet yang indah?
dinding yang kokoh?
toilet duduk dengan aroma terapi?
menara yang menjulang dan menyambangi tingginya tiang bendera sebuah partai?
atau indahnya lukisan jalinan ayat-ayat suci yang mewarnai seluas dinding dan sejauh mata menatap?


hahaha...itu bukan yang dibutuhkan masjid,
masjid ga butuh itu semua.
aku juga ga tau itu kebutuhan siapa.

yang dibutuhkan masjid adalah yang ber-KTP ISLAM dan mengaku tidak bertuhan selain kepada Allah berkunjung dan memenuhi shaff-shaffnya.

oh, aku juga donk!!!
kalo kamu??
aaah..klo itu aku ga tau.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

menjelang magrib, seperti biasa, robie mengajakku one lap, yach, istilah mengelilingi kota tanjungpinang dengan rute tujuan adalah daerah
tepi laut.
sepanjang jalan Hang Tuah, penyakit-penyakit beras bertengger memenuhi jalanan, apalagi hari-hari libur(selain hari libur kurang tahu, ga sempet
lewat-lewat daerah situ).
aku yakin, dari ribuan wereng-wereng yang siap menghabiskan sekitar seperempat kilo tiap harinya, menghisap sekian liter oksigen secara gratis,
pasti ada lebih dari 50%nya adalah beragama islam, atau setidaknya orangtuannya ber KTP ISLAM.
sampe adzan magrib berkumandang bak irama dangdut yang membosankan, ga menggeser duduk mereka.
miris.
saat tiba di masjid Raya Ibu Kota Provinsi ini, hatiku lumayan gembira, karena setidaknya ada lima Shaff yang penuh.
tapi lagi-lagi, jamaah rata-rata 25 Tahun ke atas.
kalopun ada anak-anak itupun masih anak-anak banget.
yang dibawa orang tuanya.

kenapa seperti ini??
masjid lebih membosankan daripada melayu Square??
mengapa begini?
ironi yang dipikiranku, "budaya melayu itu budaya islaminya kuat" kata seorang temenku saat tahu aku ditempatkan di sini.
Tanjungpinang Kota Gurindam.

wahai orang tua!!
kenapa ga ditanyakan ke Kami anak-anak muda, apa yang kami butuhkan????
wahai anak muda!!
tidak cukupkah toilet dan keramik yg dipasang senilai 90 Juta menarik minatmu untuk mengunjungi "Rumah Allah" ini?


----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


ke masjid kalo udah bapak-bapak aja, klo udah tua, pensiun, kayaknya enak ya..nyantai-nyantai di masjid..
ngobrol ma bapak-bapak yang lain.
mumpung masih muda, pacaran dulu, kongkow dulu, nongkrong dulu, biar ga kuper, ga ketinggalan jaman.
ngaji entar aja kalo udah tua, atau udah enak, ya kayak Bapak-Bapak yang di masjid itu.

yach, rata-rata sekitar itulah pola pikirnya, itupun kalo masih ada yang berpikir untuk ke masjid, walaupun suatu saat nanti.
dan ga sedikit yang bahkan ga terpikirkan untuk ke masjid.

kenapa??
takut dibilang ga gaul?
sapa bilang orang yang ngaji ga bisa gaul?
sapa bilang orang ke masjid ga keren??
sapa bilang anak muda rajin sholat itu udik?




yach!!
kami butuh contoh!!
kami butuh teladan!!
kenapa Bapak-bapak ngasih contoh ke kami klo yang ke masjid itu mereka yang udah tua-tua?, yang pake surban, yang pake celana menggantung,
yang pake jenggot, yang pake peci putih?
mana anak mudanya???



mana anak mudanya??
kenapa yang dibangun keramik yang sama sekali ga kami butuhkan?
kami lebih butuh seorang teladan, seorang guru yang menarik,
yang membawakan materi ngaji dengan bijak dan baik.
mana anak mudanya??

apakah anak muda yang berpeci putih itu ga gaul?



lagi-lagi aku gila, pikiranku menerobos menembus seluruh nadir dan pola pikir generasi muda yang menurutku semakin ke kanak-kanakan.
menganggurkan otaknya, melumutkan kemampuannya untuk berpikir dan menghargai dirinya sendiri.

belum lagi orang-orang tua yang merasa aneh bila melihat aku menggunakan otakku untuk memikirkannya.
salahkah aku?


aaah..aku ga akan menyerah.
aku ingin berubah, setidaknya walaupun tidak merubah keadaan, tapi aku ingin berubah.
aku ingin ketika kelak aku punya anak, suasana ini sudah berubah.
masjid dipenuhi anak-anak muda yang penuh semangat dan harga diri, bukan hanya sekumpulan anak TK ngaji Iqro sampe tua ga ngerti
beda antara kain kotor dimasukkan kedalam air dan kain kotor dibasuh dengan air.

yang menyamakan antara mencabut bulu ketek dan mencukur bulu kemaluan.
ga ngerti mengurutkan jari mana dulu yang akan dipotong kukunya.
atau ga ngerti rukun sholat dan udah berani ngimamin sholat.


sick!
so sick!


8:37 AM 1/22/2010

Rabu, 06 Januari 2010

aku berpikir, jangan bilang aku aneh!

.LOG

aku ini unik, bukan aneh!!

aku bukan aneh, tp aku unik!
aku gunakan otakku, bukan berarti aku ga menikmati hidupku.
aku ga mau mati membeku dalam kebodohan bisu dan hanya menikmati kebahagiaan semu yang biasa dikenal khalayak dengan
nama manis "perayaan".

di saat hiruk pikuk jutaan manusia berbaur menikmati letupan bunga api tahun baru, justeru otakku berpikir keras
tentang apa yang aku dapatkan dari semua ini?
tiba-tiba otakku bermutasi menjadi kalkulator berperasaan dan mengkalkulasi letupan kemeriahan tahun baru.
kembang api perbiji sekitar 50-70ribuan.
di tempat ini aja ada puluhan kembang api jenis ini dinyalakan penuh kemenangan(ga tahu menang melawan siapa).
di ujung sana, di daerah pinang island aja ribuan kembang api, yach, indah memang tak aku pungkiri.
udahlah aku bikin aja 5.000 kembang api x 50.000= 250.000.000(nolnya tujuh coy..hohohohoh).
angka yang ga sedikit menurut kalkulator burusia 23 tahun ini.
dan ini hanya berlangsung 20 menitan, ga sampe jam setengah satu pagi, kembang api itu udah pada selesai meluncur menyambangi langit.
belum di daerah tepi pantai, sekitar pasar dan daerah-daerah lain yang hanya bisa saya liat dari puncak
dan ga bisa nyebutin namanya.

aku jadi termenung, apa yang sebenarnya aku lakukan?
menikmati kemeriahan pembakaran duit dalam merayakan pergantian tahun?
hahahahhaaa.....


"udahlaah..dinikmati saja, kalo semua orang kayak kamu, ga asyik dunia ini"
hahahaha..ga cuman sekali aku dengar kalimat sejenis ini, dan ga cuma satu orang.


sampe jam 00.40 an kondisi jalan bakar batu masih macet, klo di lihat dari puncak, seperti jalur api yang membentuk jilatan-jilatan nakal tapi anggun.
kembali otakku bertranformasi menjadi kalkulator usia 23 tahun.
ada berapa ribu motor ya?
bagitu banyak, kayaknya ribuan, belum lagi motor-motor yang baru keluar dari jalan pinang island.
hahaha...
klo satu motor habis setengah liter(dengan asumsi semua pengendara adalah masih bertempat tinggal di dalam kota),
maka 0.5liter x 4.500 x 2.000 motor = 4.500.000
belum lagi mobilnya..

kembali otakku meradang.
hanya untuk menikmati 20 menitan pergantian tahun?
apa sih spesialnya pergantian tahun?
ckckckcc...

terjawab, spesialnya pada saat itu adalah, semua orang berkumpul jadi satu untuk merayakannya.
hahahahhaha, itu sama sekali ga spesial buatku.
dan aku tetap menjadi orang yang unik, dan bukan orang yang aneh.
aku ga pernah merasa salah dengan semua pemikiranku.
aku minikmatinya.
aku muka boros?
gapapa, daripada berotak karat.


aku ga akan membawa pada ironi di sisi lain.
kalo aku mau maka bisa aku sandingkan dengan data kemiskinan dan kebutuhan akan biaya pendidikan.
berapa juta anak putus sekolah, berapa juta mahasiswa pengangguran.

sebenarnya kita itu mampu.
dalam waktu seminggu bisa ngumpulin 650 jutaan buat prita hanya dengan koin. dan itu ga semua orang ngasih
(saya termasuk yang ga ikut ngasih koin prita mulyasari,hehee)

dalam waktu semalam kita bisa menghabiskan milyaran rupiah untuk moment yang di sebut "Tahun Baru".


apa sih yang ga mampu kita lakukan?

merubah pola pikir.
ini yang paling susah.
mamanfaatkan jabatan, menyalahgunakan wewenang, rela memalsu tanda tangan dan daftar hadir demi sekian daging haram yang membentuk onggokan daging berbaju rapi bernama aparat.


mari kita ubah pola pikir
"itu bisa jadi milikku"
dengan "ini hak siapa ya?"
kalo kita udah bisa berpikir "ini hak siapa", maka perlahan kita akan bisa berpikir "ini hak saya bukan?"
banyak otak yang hanya berputar di tahap 1 dan 2.
"ini hak siapa ya? oh bukan hak siapa2, berarti bisa saya ambil donk"
hahahahaa..
coba kalo kita berpikir, "ini hak saya bukan?", oh ini bukan hak dia, tapi ini juga bukan hak saya, biarinlah.
kan bukan hak saya, mau diambil dia kek, mo diembat mereka kek, yang jelas itu "bukan hak saya".
ini yang disebut wara'i.
berhati-hati dalam berperilaku untuk pertanggungjawaban dimasa yang kekal dan ga ada habisnya.


memang susah berpikir, tapi kita sama-sama punya otak.
mari berpikir.

dan jangan salahkan saya kalo saya berpikir!
CAMKAN!!



baksilpun tertawa liat aku bersenggama dengan keheningan dan beranak-pinak dengan pemikiran.