Kamis, 31 Desember 2009

catatan 31 desember 2009

.LOG

brumm..bruuum.....
suara motor arip membangunkan tidurku.
aku liat HP. 07.23.
aku sandarin lagi kepalaku di bantal, astagfirullah..aku tersadar dan segera bangkit.
aku samber handuk, nyalain sanyo, saklar kamar mandi dan langsung mandi membabi tuli.
baru kali ini aku mandi tangan kiri guyur badan tangan kanan gosok gigi.
tanpa nongkrong buat nabung, aku langsung pake handuk, ganti baju, pake jaket(biar kemejaku yg ga rapi tertutup jaket, hehehe)
ambil kunci motor dan berangkat.
masih ada 5 menitan waktuku untuk menempuh empat kilo meteran(listrik) dan tiga lampu merah.
supra fit melaju dengan suara memaksa telinga untuk memenuhi rongga-rongganya.
nyampe kantor.
absen.
nyampe meja kerja nyalain komputer.notifikasi pesan gtalk dari bagian kepegawaian
"07.33.33"
"hahahahhaa..mangstaaabh!!!!"

---------------------------------------------------------------------------------------------------
hari ini, 31 desember 2009 rencanaku adalah pergi kesingapore dan tahun baruan di sana.
tapi gara-gara perut kembung dan nafsu makan berkurang, daya tahan tubuhku menurun drastis, ditambah
babak MU-real madrid pertarungan PES dengan mas bowo sampe jam 01.05 am.
babak belur rasanya.
padahal kemaren udah mau pesen tiket dan tuker dolar.
"alam menunjukkan peringatannya" inti kata-kata mas irfan memutuskan untuk tidak memaksakan diri nyebrang ke negara seberang.
batuk-batuk, keringat dingin keluar terus, hidung masih ada penghuninya berupa cendol cair yang penuh dengan penderitaan.
hahahahahahaa
hari ini aku masih di sini, di atas meja kerjaku dan melanjutkan aktivitasku seperti biasa.




-----------------------------------------------------------------------------------------------------
29 Desember malam bakda isya adalah awal dari semua angin yang memenuhi perutku dan mengusir rasa lapar serta semangatku untuk
menggeserkan pantat mencari apa yang namanya kuliner.
yach, semua itu berawal dari supra fit dengan kunci motor yang sangat kecil dan mudah jatuh, walaupun pada posisi on.
setelah nganter cucian dan ngambil cucian yg bersih dari ibu-ibu tukang cuci, aku sempatin mampir beli pulsa di pamedan.
karena belum makan, aku agak buru-buru bawa motornya, nyampe di depan rumah, seperti biasa, spontan kaki kiri ngambil
standart samping dan tangan meraba-raba nyari kunci kontak motor buat matiin.
kaki udah sukses, cuma tangan yang ga juga nemu jamahannya.
"astagfirullah..kuncinya jatuh....!!!"
dalam keadaan perut kosong, aku balik lagi napak tilas jejak perjalannanku nganter cucian tadi untuk mencari kunci motor yang
di situ jadi satu ama kunci rumah juga.
HPku semua ada di kamar, aku mo hubungi siapa ga bisa.
sementara rumah arip dan bowo udah tertutup dan mereka udah pada pergi makan(dalam pikiranku).
napak tilas baru dapat setengah lap, nyala trafickligt di perempatan pamedan merah menyala,
"makan dimana?"
suara yg aku hapal sedikit melegakanku, dan aku tengok, benar saja.
arip dengan motornya ada di sampingku.
"makan apane, kunci motor+kunci omah jatuh"
"dimana?"
"kemungkinan jatuh mulai dari konter pulsa sampe rumah"
kamipun mulai mencari dengan nyala lampu motor kami dan melaju pelan sekali.
sekitar 500meteran sampe rumah, ga menemukan samakali yang namanya kunci.
sampe rumah, aku bobol pintu rumah dengan bermodal obeng dari arip.
keringat membasahi kaosku.
jam 20.56 aku berhasil masuk rumahku sendiri.
aku ambil kunci cadangan motor buat matiin motorku yang masih nyala yang dari tadi di otak atik mas bowo katanya mo dimatiin lewat chuk atau apalah, dan dia ga berhasil juga..haha
thanks mas!
aku segera meluncur ke swalayan terdekat.
pasar raya Bintan 21, bekas gedung bioskop masa lalu.
beli gerendel baru, dan gembok yang lebih bagus, lebih gedhe dan tentunya lebih mahal.
nyampe rumah perjuanganku belum berakhir.
aku pasang grendel pintu yang baru, dengan bermodal obeng dan paku dan palu.
jam 10an malam berhasil terpasang.
test drive.
astagfirullah..
gemboknya kegedean, ga muat masuk karena mepet ke pintunya.
udah jam 10 malam, toko-toko udah pada tutup.
alhamdulillah, untuk sementara aku pake gembok punya arip.
kami makan malam jam setengah sebelasan malam.
ckckckckccck....
thanks buat arip ma mas bowo.
mungkin bukan sepenuhnya gara-gara hal ini.
besoknya, 30 desember aku bangun tidur dengan perut rasanya penuh banget.
dan kondisi fisikku yang melemah.
tapi kondisi jiwaku tetap bergelora, bahkan masih berusaha mengatur acara untuk beli tiket dan konfirmasi siapa-siapa yang ikut
ke singapore.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


10.58 WIB, posisi kaki kanan nongnkrong di atas kursi.
sambil nulis cerita ini setelah bikin surat pernyataan lupa absen dengan tanda tangan dua orang saksi.
arif dan mas bowo..
hahahahahaa..
maaf, kita ga jadi ke singapore!!













11:00 AM 12/31/2009

Senin, 28 Desember 2009

i'm a motivator (baca:provokator)

.LOG

provokator!

yach, kadang2 aku jg pengen cerita ttg perjalanan hidupku, ga perlu yang sendu2,'
yg menguras air mata, atau bahkan yg mengharapkan imbalan rasa iba.
cukup berbagi tentang kepribadianku.
aku sering banget berpikir kritis saat mandi, saat air membasahi rambutku, secara tiba2 otakku berpikir berbagai hal,
mulai bertanya-tanya, menjawab, bertanya lagi dan bahkan berdebat.
hahahaa..aku kadang merasa aku ini unik, aku ini komplit, aku ini simple, kadang juga
mbulet kayak usus.
satu yang paling jelas.
aku ini paling suka ngomong, ngomporin, memotivasi, atau bahkan memprovokasi.
pernah aku njelasin suatu perkara, saat temenku konsultasi keuangannya, sampe dia berkaca-kaca, mo nangis karena
melakukan hal bodoh dengan duitnya, sampe nangis, padahal dia cowok, dan ga cuman satu orang.
pernah juga temenku yg curhat bilang klo Allah ga adil, bahkan dia ga mau sholat dan doa lagi.
hmm...
pernah kami satu kosan waktu mau pergi ke islamic book fair di senayan, sampe jalan
dua kali di jalan yang berbeda gara-gara aku sengaja permainkan pemikiran mereka.
hahahhaaa
biasanyacukup satu kalimat yg menyinggung, bisa membuat mereka berbalik arah, tapi tergantung
subjeknya juga, jika mereka bisa berpikir kritis, tapi ada pula
yang sampe aku berapi-api kaya kereta kuda kebakaran jenggot(emang ada ya?hehehehe).

1. pramuka
ohya, yg paling aku ingat, saat aku SMP, aku udah mulai berani mambantah, bahkan pada guru2ku.
aku ingat, saat pramuka, ada yg dihukum suruh nyari belalang sama kakak pembina(aku tau alasannya, belalangnya bisa buat
pakan burung kakak pembina itu), langsung aku
ejek "katanya cinta alam dan kasih sayang sesama manusia? kok nyakitin belalang?"
dia pun terdiam, sambil mulutnya miring2 kayak sebel2 gemes gt..hahaha
saat dia lagi ngobrol2 pas apel, aku langsung ngobrol ga karu2an.
baru dia mo negur aku buru2 bilang gini "guru kencing berdiri, murid kencing berlari'
klo pembinanya aja ngobrol terus, adik2nya pasti pada ribut."
hahahahaa..
2-0 menang telak!!

2. sepak bola.
ini pengalaman paling seru.
sepak bola antar kampung dikecamatan Montong, di desaku dulu.
saat itu kesebelasan kampung kami sedang tanding ama salah satu kesebelasan kampung di daerah kulonan,
klo ga Talangkembar ya Guo Terus nama desanya,lupa2 inget,lagian ga penting ...hahaa
pokoknya seru banget.
lapangan yg membujur dengan gawang di utara dan selatan, supporter dr desa kami nonton di sebelah timur lapangan, sedangkan supporter dari kesebelasan
lawan di sebelah barat lapangan.
kami saling ejek, suasana dilapanganpun memanas.
sampe saat salah satu bek dr kesebelasan desa kami tiba2 dipukul sama penonton
dr kesebelasan lawan, kejadiannya kayak mana ga jelas, maklum kejadiannya di sebrang lapangan sebelah barat.
semua penonton pada bingung,"ada apa?? ada apa??"
begitu tau Kang Nur (nama panggilan bek yg kena pukul) dipukul dan ga ada yg bantu..
aku secara spontan lari ke tengah lapangan sambil bilang "serbuuuuuuuuuuuuuuuuuuu.....!!"
sampe nyaris ditengah lapangan, aku nengok kebelakang, ternyata semua penonton udah pada lari dibelakangku, ngeliat orang2 udah pada datang, aku mundur lagi, menyelamatkan diri.
wakakakkakakaa...
tawuranpun berlangsung, polisi datang, terus diusut sapa biang kerok yg memulai memukul pemain bola tadi.
huh!!
aku hanya anak kecil provokator yang ga tega liat orang dipukuli..
hahahhahahaaaaaa
dan tentu saja bukan aku tersangkanya!!


3. belanja
ini pengalamanku akhir-akhir ini.
aku minta dianter beli celana buat kerja.
"klo celana kerja, mahal gpp, lha ini kok yang kita pake buat cari duit".
awalanku seperti biasa..hehehee
"bener tuh.." inti pembicaraan temenku seperti itu lah.
ohya, temenku ini ga usah disebut namanya, ga enak badan aku..hohoho
"eh, ada riccimen murah, cuman 99rb, padahal harga biasanya 200an lebih, beli aah.."
"iya ya, jadi pengen,beli juga aah.." kata dia sambil nyari2 ukuran yang pas. padahal baru kemaren dia beli celana kerja..
akhirnya kamipun beli juga..hahhaaa
abis dibayar, masih keliling2 ramayana.
"eh, celana tigaperempat, 120rb din"
"iya, lumayan tuh, dapet celana kerja dan kembali 30rb"kalimatku mulai mbulet.
"asem ik..yowis ga jadi"..katanya lagi...hahahaaa.

yach...banyak omong, suka debat dan hal2 ga mutu lainya ada padaku.'
aku komplit, klo minuman aku tuh kayak jamu penggemuk badan, belum tentu gemuk, tapi
pasti pahit..hahahhaaaa

satu hal yang pasti.
aku sering mempengaruhi orang, atau lebih tepatnya provokator.
hahahahaaa


tapi untuk saat ini aku udah bisa mengontrolnya, ga terlalu kaya dulu, dulu paling bisa bikin orang merasa bersalah, atau
bahkan membuatnya menangis dengan membalikkan kalimatnya sendiri.
aku ucapkan banyak terima kasih buat sahabat2ku yang senantiasa setia dengerin ocehanku, supardi, subekti(bebek), anjab, dkk..
hahahahaaa
kick me!!!

11:02 AM 12/28/2009

Kamis, 03 Desember 2009

antara siap dan pengen

banyak wanita dlm doanya berkata: "Ya Allah berikanlah aku seorang laki2 yg bisa menjadi Imamku, yg bisa menuntunku dalm setiap langkah, yg bisa mengingatkanku saat aku salah."
siapapun dia kebanyakan seperti itu.
bahkan klo artis2 di TV di wawancarai, mereka kebanyakan bilang..."yaaaa...nyari yg bisa jadi Imam tentunya...".
imam?
sebenarnya imam yg seperti apa?
sementara ketika wanita itu dipertemukan dengan seorang laki2, yg sering menegur, memberitau, mengarahkan, dia bilang "aku pengen dia itu nerima aku apa adanya, aku ya seperti ini, ya inilah aku!!".

di sisi lain, banyak juga laki2 yang merasa dia adalah calon imam, maka dia udah mulai mengatur, mengarahkan, bahkan kadang kala memaksa.
"aku kan imammu, klo kamu ga nurut aku, mo ngikut sapa lagi?"
dia merasa bahwa seorang imam harus mampu membawa makmumnya kejalan yg sesuai dg prinsip agama (yg dia ketahui).
bahkan ada sedikit gengsi disana. "klo aku ga mampu membimbingmu, maka lebih baek aku meninggalkanmu!"


antara keinginan dan kesiapan yg tidak sinergi, keinginan dan ketidaktahuan yg kurang sinkron.

okey, kita bahas saja siapa imam di sini.

seorang laki2 harus jadi imam, imam yg bisa mengarahkan, membimbing, dan membawa sebuah jamaah menuju suatu tujuan bersama.
bisa bertemunya imam dan makmum adalah satu tujuan, menghadap Allah SWT, menjumpainya bersama dan membagi kebahagiaan bersama.
sang imam harus sadar, sebenarnya dibalik kewajiban itu ada tanggungjawab yang besar.
mempertanggungjawabkan perbuatannya dan yg di pimpinnya.
kita sering lupa atau bahkan ga menyadari dari apa yg telah nyata diajarkan Allah kepada kita.'
lihatlah saat kita sholat berjamaah.
sang imam hanya memberi aba2, makmum mengikutinya, ga ada paksaan di situ, tp ada kewajiban diantara keduaanya.
saat imam salah makmum mengingatkan, dan imampun harus mau.
tak ada perdebatan, saat imam ngajak rukuk, ga mungkin makmum ngajak sujud.
semuanya terpola.
semua tersusun, tertib.
dalam jamaah(kaluarga, harus di susun rencana dan program agar tidak saling mendahului antara kepentingan imam dan makmum) agar jamaah itu bisa berjalan tertib sampai salam(selamat sampai tujuan).
dalam hidup ga selamanya kita rukuk, ga selamanya kita berdiri, kadang sujud, kadang duduk untuk kemudian sujud lagi.
tp perlu diingat, semua dilakukan bersama2. anatar imam dan yg dipimpin.

lalu timbul pertanyaan untuk para wanita. : "lalu imam yg seperti apa yg kamu inginkan? mengiyakan semua perkataanmu?"
lalu timbul pertanyaan bagi para laki2 : "lalu seperti apa wanita yg kamu mau? yg melakukan semua perintahmu?"

wanita ingin dicintai, dan laki2 ingin dihargai.
jika wanita ingin dicintai imamnya, maka hargailah dia..
jika laki2 ingin dihargai wanitanya, maka cintailah dia.
orang cinta tidak memaksa, tp dia memberikan teguran dg teladan.
memberikan peringatan dg perbuatan.
orang yg menghargai tidak akan memaksa dan merasa terpaksa, dia akan mendengarkan dan akan selalu menjalankan apa yg terdengar benar dengan ihlas dan tanpa paksaan.


so, cintai dia karena Allah, jgn sampe "paksa dia karena Allah!".
karena pada dasarnya manusia ga suka dipaksa.
imam yg baik ga harus memaksa, dan makmum yg baik ga perlu dipaksa.
mari siapkan diri menjadi lebih baek!




^_^

Selasa, 10 November 2009

Abu-abu



"ABU-abu"
aku tertarik untuk memikirkan kata ulang semu ini.'
seseorang bilang ke aku,"dia tuh orangnya berprinsip banget, dalam pandangannya ga ada yang namanya abu-abu".
cukup menarik, atau bahkan sangat ga menarik?
pertama yang aku pikirkan, apa sebenarnya abu-abu itu??
apakah buruk?
siapakah dia sebenarnya? no HP nya berapa? masih single ga ? dll..pertanyaan demi pertanyaan mulai menggelitik
nalar ubnormalku yang mualai menggeliat.huehehehee

1. apakah benar abu-abu itu ga ada?
dari yang aku pelajari, abu-abu itu ada. bahkan sangat nyata dan terpresentasikan dalam kehidupan kita sehari-hari.
kita tilik dalam berbagai sudut pandang, baik sudut pandang orang pertama, sudut pandang pariaman, atau bahkan sudut
pandangan pertama selanjutnya terserah anda.hehehee
dalam biologi, abu-abu terbentuk dari dua warna yg berbaur atau dicampur atau tanpa sengaja tercampur, atau dg sengaja
berpadu dan mambentuk warna baru dan warna ini adalah diantara keduanya.
dalam kedokteran benarkah ga ada abu-abu?
atau mungkin yang dimaksud dokter mata yang memeriksa orang buta warna?
tapi setahuku orang buta warna (secara umum) adalah ga bisa mengenali warna lain selain abu-abu.
dalam psikology, abu-abu mungkin mewakili ketidakpercayaan, atau keraguan, atau ketidakjelasan.
dalam filsafat abu-abu itu adalah suatu keadaan, posisi, kondisi atau ihkwal yang menyatakan kesuraman karena tidak
adanya kepastian. ini hitam apa putih? jawabnya abu-abu.
so, menurutku abu-abu itu ada.
lalu apa sebenarnya abu-abu yg dimaksud si tersangka?wakakakakaaa
ohya, satu lagi, bahkan abu-abu itu dijadikan lambang menuju kedewasaan dengan dipakainya sebagai seragam SMA di Indonesia.
(klo yang ini maksanya minta maaf, eh minta ampun..hehee)

2. siapakah abu-abu itu?
abu-abu dalam bahasa arab artinya bapak-bapak, jadi klo seorang cowok ga kenal abu-abu maka dia bukanlah cowok sejati, kurang punya jiwa kebapakan.
dalam islam sendiri, abu-abu sering digunakan untuk menggambarkan keadaan yang meragukan, atau sesuatu yang tidak jelas, atau kurang jelas hukumnya.
dalam suatu hadist disebutkan, "da'ma yaribuka illa malaa yaribuk" (maaf, nulis kel alphabetnya susah) yang artinya tinggalkanlah barang yang meragukan
dan berpalinglah ke barnag yang tidak meragukan.
dalam beberapa kitab dijelaskan bahwa barang yang meragukan di sini adalah suatu keadaan yang tidak jelas hukumnya,
atau kita ragu akan keadaan itu. dan keadaan itu membuat kita manjadi was-was dan tidak nyaman. dan yang menghembuskan rasa was-was adalah syetan.
abu-abu itu bukan hukum, dia adalah suatu keadaan, dan keadaan itu harus di sifati(dihukumi).
seperti halnya bid'ah, dia bukan hukum, tp sesuatu yg wajib dihukumi.
jd klo ada yang bilang, qunut hukumnya bid'ah, tahlil hukumnya bid'ah, yasinan hukumnya bid'ah, maka aku bisa mengatakan dengan sangat yakin sekali bahwa
orang itu adalah orang yang sangat2 belum bodoh dan pengen dibilang pinter, kayak aku gini laah..hehehe
karena dalam islam, hukum itu ada lima, yaitu :wajib, sunnah, mubah, makruh dan haram.
sedangkan bid'ah adalah sesuatu yang baru, yang mana pada jaman rosul dan para sahabat dulu hal itu ga ada tapi ada pada jaman ini.
keadaan ini wajib dihukumi, jadi bid'ah itu bukan hukum, tapi sesuatu yang harus di hukumi.
hal yang baru seperti pendirian sekolah, jaman rosul hal itu ga ada, ga ada yang namanya SD swasta Montong 01, atau SD agak Negeri Tasik Madu 05.
tp atas hal baru ini, bukan berarti hukumnya bid'ah. tp ini adalah yang disebut bid'ah, dan bid'ah ini di hukumi wajib, sunnah, mubah, makruh atau bahkan haram?
seperti halnya perayaan maulud nabi, isro' mi'roj, dll.
btw, kok malah ke sini??
okey, balik lagi nang laptop. untuk masalah bid'ah udah ada bahasannya sendiri..hheheheheee

3. Abu-abu adalah sebuah proses.
satu hal yang masih masuk dalam tolerance limit yang saya tetapkan.
abu-abu adalah proses.
banyak orang yang malas(atau ada juga yang otaknya ga sempat kesana) untuk memikirkan bahwa segala sesuatu sebenarnya adalah proses. tp ada juga orang yang otaknya ga
ada kerjaan sampe2 sempat mikir kesana seperti aku ini..wakakkakakaa
ada pergerakan energi, elektron, bahkan ada yanbg disebut evolusi.
sesuatu bisa berubah dengan adanya usaha, tp kita lebih sering memaksakan sesuatu itu berubah sesuai keinginan kita(ada yang ekstrim bilang sesuai dengan prinsipnya),
ketika kita tahu seseorang itu "ABu-abu" dalam pandangan kita, maka kita akan berusaha semaksimal mungkin untuk merubahnya menjadi putih, atau hitam sekalian yang biasa kita
sebut dengan "identitas diri".
perlu kita sadari, usaha merubah seseorang itu seperti halnya gaya gesek, yang mana termasuk dalam jenis gaya yang tidak konservatif, usaha yang dilakukan gaya gesek tergantung pada
lintasan yang dilalui objeck benda tersebut.
kita menemukan seseorang, kita berbeda, maka pasti ada gesekan karena kita sama2 bergerak dan sama mempunyai tujuan yang belum tentu searah.
satu yang harus kita sadari, ketika kita melihat seseorang itu dalam area "abu-abu", sebenarnya ada usaha dan perpindahan di sana, artinya ada peluang untuk berubah.
ada energi yang mampu merubah dari yang abu-abu menuju ke hitam, atau menuju ke putih(yg deket ITS itu lho..heheheh).
kita bisa ambil bagian sebagai faktor yang mempengaruhi arah perpindahan, atau kita jadi penonton yang menuntut pemain itu bermain sempurna dan kita bebas mengumpatnya.
kita harus sadar, manusia itu punya perasaan, bukan selayak keadaan pasar yang bisa memunculkan cateris paribus.
ada otak, otot, dan perasaan yang peka terhadap perubahan.
manusia itu dinamis bahkan dan selalu menuntut perubahan.
menurut kakekku yang masih famili jauh sekali yang masih kembar cara nafasnya ma aku, yaitu abraham moslow mengungkapkan adanya teori haerarki kebutuhan, diamana sang kakek menempatkan
kebutuhan aktualisasi diri sebagai kebutuhan yang paling tinggi.
kebutuhan untuk di akui dan mengambil peran dalam lingkungannya.
ada energi dan usaha untuk berubah.

4. apakah aku ini putih?
poin ini paling penting menurutku, ketika kita menilai seseorang itu dalam area abu-abu, lalu apakah kita yakin bahwa kita di area putih, atau bahkan area hitam?
dalam islam itu jelas, ini dosa, ini ibadah, ini salah ini benar. jika ada yang meragukan diantaranya, maka itu adalah perbuatan syetan, maka kita harus menjauhinya.
ini jelas, tp saya lebih tertarik untuk membahas dimana kita yang berjiwa muda dan penuh petualangan, yang mana rasa penasaran kita bisa mengalahkan segalanya.
di saat kita berkoar kasar kepada orang lain agar dia berubah dan berdiri tegar diatas jalur yang kita katakan "benar".
aku ga tau, aku masih sering melakukan perbuatan dosa,
mungkin aku abu-abu, atau condong ke kelabu, aku sadar dan aku ingin berubah.
lalu apakah engkau akan meninggalkanku karena aku abu-abu?
atau kau ulurkan tanganmu dan kita melangkah bersama meniti jalan ini menuju "putih" yang kau maksud.
tp sekali lagi.
tak bisa serta merta hitam jadi putih, tp butuh abu-abu, seperti remang yg perlahan memudar karena datang sinar. tak serta merta setelah malam itu siang, tp ada shubuh dan ada senja.

aku menemukanmu tergeletak diantara tepian tebing kepongahan dan penilaian dan sudut pandang dari matamu, yach, cuma matamu.
tak kah kau lihat dari mataku?

aku dedikasikan tulisan ini untuk seseorang yang merasa dia ada di abu-abu dan aku menemukan hal yang sama dalam jalanku.

-adeherdiana says: pemborosan kata-kata-

fuiiih...panjang lebar dan ga karuan..



tanjungpinang,10 november 2009



es_muntabh!!
syaecho_kumat!!

Jumat, 29 Mei 2009

bid'ah maning (bagio loro) cepet sembuh ya bag...

Bismillah, Alhamdulillah, was-sholatu das-salaamu alaa Rasulillah, Sayyidinaa Muhammad ibni Abdillah, wa alaa alihi wa shahbihi wa man waalah.
Melanjutkan pembahasan tentang masalah bid'ah, berikut ini adalah bagian keduanya. Selamat menikmati.

=====>


Untuk memperjelas persoalan bahwa tidak semua bid’ah dapat dikatakan sesat, kita ikuti uraian berikut ini:



C. SUNNAH DAN IJMA’ SHAHABAT



Nabi Muhammad SAW telah bersabda:“Ikutlah dua orang sesudahku, Abu Bakar dan Umar.” (HR Imam Tirmidzi)



Nabi Muhammad SAW juga bersabda:“.....Maka pegang teguhlah sunnahku dan sunnah Khalifah ar-Rasyidin yang diberi hidayah. Pegang teguhlah dan gigitlah dengan gerahammu ......” (HR Abu Dawud)



Ternyata kita diperintahkan oleh Rasulullah SAW untuk mengikuti sunnah para shahabat, yaitu sunnah yang dibuat dan disepakati oleh para shahabat Nabi SAW. Sunnah dan ijma’ shahabat Nabi SAW tak dapat dikatakan sebagai bid’ah dhalalah, meski beberapa di antaranya tidak dikenal pada masa Rasulullah SAW masih hidup. Karena bila apa yang diajarkan oleh Abu Bakar, Umar, para Khalifah Rasyidin disebut bid’ah, maka hal itu akan bertentangan dengan kedua hadits Nabi SAW di atas. Bila ijma’ (kesepakatan) shahabat Nabi dianggap sebagai bid’ah dhalalah, maka seluruh shahabat yang sepakat itu adalah ahli bid’ah, dan dengan demikian seluruh hadits yang melalui mereka akan tertolak. Ini tidak logis dan akan merusak seluruh bangunan ajaran islam yang ada.



Sudah sangat terkenal dalam dunia Islam, kisah dibukukannya Al-Qur’an oleh Abu Bakar atas usul Umar bin Khattab, dan bagaimana Al-Qur’an kemudian dicetak dengan standar khusus pada masa Utsman bin Affan.



Bahwasannya Zaid bin Tsabit berkata:

“Abu Bakar Ash-Shiddiq memanggil saya sesudah terjadi perang Yamamah, di mana banyak shahabat Nabi mati syahid. Di hadapan beliau ada Umar bin Khattab.

Abu Bakar berkata: ‘Zaid, Umar mengatakan kepadaku bahwa banyak ahli (penghafal) Al-Qur’an yang gugur di Perang Yamamah. ......... Umar mendesakku agar mengumpulkan Al-Qur’an dalam satu mushaf. Aku berkata kepada Umar: “Bagaimana aku akan melakukan sesuatu yang tidak dikerjakan Rasulullah SAW?”. Umar berkata: “Demi Allah, ini baik.” Umar terus mendesakku sehingga aku kemudian sependapat dengannya.’

Zaid melanjutkan: “Abu Bakar berkata kepadaku: ‘Engkau adalah pemuda yang pintar......... Engkau adalah penulis wahyu yang diturunkan Allah kepada Rasulullah. Kumpulkanlah wahyu-wahyu itu!’

(Aku menjawab:) ‘Demi Allah, kalau engkau minta aku memindahkan sebuah bukit, tidaklah seberat mengumpulkan Al-Qur’an ini. Bagaimana kalian akan melakukan sesuatu yang tidak dikerjakan Rasulullah SAW?’

Abu Bakar terus mendesakku: “Demi Allah, ini baik.” Beliau terus mendesakku sehingga Allah SWT membuka hatiku sebagaimana hati Abu Bakar dan Umar. Maka aku pun mengumpulkan Al-Qur’an dari pelepah tamar (kurma), batu-batu putih (di mana mulanya Al-Qur’an ditulis), dan dari dada para shahabat Nabi SAW.” (HR Imam Bukhari)



Ternyata bahwa baik Abu Bakar maupun Zaid bin Tsabit berpendapat bahwa membukukan Al-Qur’an adalah bid’ah yang terlarang, karena Rasulullah SAW tidak pernah mengerjakannya atau pun memerintahkannya. Namun Allah SWT melalui Umar bin Khattab membuka hati keduanya bahwa meskipun itu bid’ah, namun termasuk kategori bid’ah yang baik, bahkan wajib dilakukan. Sebab, tanpa upaya tersebut bisa jadi generasi Islam berikutnya akan kehilangan pegangan dan berselisih tentang Kitab Suci Al-Qur’an. Bila ada sementara orang yang berpendapat bahwa perbuatan membukukan Al-Qur’an itu bukan bid’ah, maka sebaiknya mereka belajar ta’rif bid’ah tersebut kepada Abu Bakar, Umar, dan Zaid. Bila semua bid’ah dianggap dhalalah (sesat), maka hal itu adalah mustahil, karena tidak mungkin Abu Bakar, Umar, dan Zaid adalah orang-orang yang sesat. Tanpa mereka, barangkali kita tidak mengenal Al-Qur’an. Selain itu, mereka pun telah dijamin oleh Rasulullah SAW sebagai ahli surga. Ini adalah dalil yang paling kuat dan nyata bahwa bid’ah hasanah itu ada.



Dari Abu Musa Al-Asy`ari Ra., ia berkata: ”Tatkala Rasulullah SAW berada dalam salah satu kebun Madinah sedang bersandar dengan menancapkan sebatang kayu antara air dan tanah tiba-tiba datang seseorang yang ingin menemui Rasulullah saw. Beliau bersabda kepada pelayan: Bukakanlah pintu dan sampaikan kepadanya kabar gembira dengan memasuki surga. Orang tersebut ternyata adalah Abu Bakar. Aku pun membukakannya dan menyampaikan kabar gembira tentang surga. Tak lama kemudian datang lagi seseorang minta dibukakan. Rasulullah saw. bersabda: Bukakanlah pintu dan sampaikan kabar gembira kepadanya mengenai surga. Aku beranjak dan ternyata orang tersebut adalah Umar. .................” (HR Imam Muslim)



Dari Saib bin Yazid beliau berkata: ”Adalah adzan pada waktu Jum’at permulaannya apabila duduk Imam di atas mimbar pada zaman Nabi, pada masa Abu Bakar dan Umar RA. Pada zaman Utsman RA. di mana orang sudah bertambah banyak, beliau (Utsman RA) menambah adzan yang ketiga di atas zaura.” (H.R. Imam Bukhari)



Penambahan adzan Jum’at yang diperintahkan oleh Khalifah Utsman bin Affan jelas dan nyata adalah bid’ah. Namun, hal ini tak bisa disebut bid’ah dhalalah, karena amalan tersebut ternyata diikuti oleh para shahabat Nabi yang lain tanpa ada satu pun yang tercatat mengajukan keberatan. Kesepakatan (ijma’) shahabat adalah hujjah hukum yang kuat, karena merekalah orang-orang yang paling tahu bagaimana mengambil hukum dari Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah SAW. Sunnah dari para Khulafa’ur Rasyidin telah dilembagakan oleh Rasulullah SAW, dan ijma’ shahabat jelas menunjukkan bagaimana golongan salaf menyikapi hukum berdasarkan pemahaman mereka atas prinsip dasar dan konsep ajaran Rasulullah SAW.



Nabi Muhammad SAW juga bersabda:

“Sesungguhnya siapa yang hidup sesudahku di antara kalian maka ia akan melihat perselisihan (paham) yang banyak. Maka pegang teguhlah sunnahku dan sunnah Khalifah ar-Rasyidin yang diberi hidayah. Pegang teguhlah dan gigitlah dengan gerahammu ......” (HR Abu Dawud)





Rasulullah SAW juga bersabda:

“Ummatku tidak akan bersepakat di atas kesalahan.” (HR Imam Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah)



Al-Qur’an memberi petunjuk menyangkut hal ini di Surah An-Nisaa’ ayat 115:

“Dan Barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu[1] dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.”



Al-Qur’an juga memberi petunjuk bahwa kita dianjurkan untuk mengikuti apa yang dipegang teguh oleh para shahabat. Allah SWT berfirman dalam Surah At-Taubah ayat 100:

“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti jejak mereka dengan baik, Allah rida kepada mereka dan mereka pun rida kepada-Nya, dan Allah menyediakan bagi mereka surga-
surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar.”





D. HASIL IJTIHAD DAN PENGGUNAAN HADITS DHAIF



Di antara perkara yang musykil berkaitan dengan masalah bid’ah adalah hasil ijtihad. Telah sangat dikenal dalam dunia Islam adanya hasil ijtihad berkaitan dengan perkara-perkara baru yang belum terjadi di zaman Rasulullah SAW, bahkan juga ijtihad berkaitan dengan illat hukum menyangkut perkara agama yang ada dalilnya dari Al-Qur’an dan Al-Hadits. Sebagai contoh, menyangkut hadits Nabi SAW yang memerintahkan untuk membansuh tujuh kali terhadap wadah yang dijilat anjing (HR Imam Bukhari, HR Imam Muslim, dan HR Imam Abu Dawud). Imam Syafi’i dan yang lainnya berpendapat bahwa illat diharuskannya membasuh tujuh kali itu adalah karena najis, sedangkan Imam Malik berpendapat bahwa illatnya ada ta’abbud (kewajiban beribadah), sehingga anjing itu tidak najis menurut madzhab Maliki. Contoh lain adalah illat memberi isyarah tasyahud pada saat membaca kalimat Tauhid Asyahadu an laa ilaaha illa Allah, menurut jumhur Ulama adalah mengesakan Allah (Tauhid) bersamaan antara hati (i’tiqad Tauhid), lisan (membaca Syahadat), dan perbuatan (isyarah dengan telunjuk). Imam Hanafi dan Ahmad bin Hanbal memilih saat membaca laa ilaaha, sedangkan Imam Syafi’i memilih saat membaca illa Allah.



Adapun ijtihad menyangkut hal-hal yang belum ada atau belum dilakukan di masa Rasulullah SAW tidak dapat dikategorikan sebagai bid’ah dhalalah. Sebagai contoh, thawaf dengan kursi roda yang didorong bagi orang tua lanjut usia. Hal ini belum ada di masa Rasulullah SAW, karena pada masa itu kursi roda belum dikenal. Jamarat sekarang telah diperlebar sehingga sasaran lemparnya tidak lagi tiga buah tiang kecil, melainkan telah menjadi tiga buah dinding yang lebar mencapai 20 meter. Adzan dengan loudspeaker juga tidak dikenal di masa Nabi, demikian pula Imam menggunakan pengeras suara yang dijepitkan di bajunya. Zakat kerbau, membayar fitrah dengan beras dan uang, serta zakat profesi juga tidak dikenal di masa Nabi. Ini semua adalah bid’ah, karena tidak dikenal di masa Nabi. Namun, semua itu tidak dapat dikatakan bid’ah dhalalah.



Dari Mu’adz bin Jabal, bahwasanya Rasulullah SAW. ketika mengutusnya ke Yaman bertanya kepada Mu’adz: ”Bagaimana caranya engkau memutuskan perkara yang dibawa kehadapanmu?”

“Saya akan memutuskannya menurut yang tersebut dalam Kitabullah”, kata Mu’adz.

Nabi bertanya lagi, ” Kalau engkau tidak menemukannya dalam Kitabullah, bagaimana?”

Jawab Mu’adz,”Saya akan memutuskannya menurut sunnah Rasul”.

Nabi bertanya lagi,” Kalau engkau tak menemui itu dalam sunnah Rasul, bagaimana?”

Mu’adz menjawab,” Ketika itu saya akan ber-ijtihad, tanpa bimbang sedikitpun”.

Mendengar jawaban itu Nabi Muhammmad SAW meletakkan tangannya ke dadanya dan berkata, “Segala puji bagi Allah yang telah memberi taufiq utusan Rasulullah sehingga menyenangkan hati Rasul-Nya”. (Hadits Riwayat Tirmidzi dan Abu Dawud)[2]



Hadits ini memberi petunjuk kepada kita bahwa akan banyak masalah yang secara detil tidak dapat kita temukan jawabannya di dalam Al-Qur’an maupun As-Sunnah (Al-Hadits), sehingga mengharuskan dilakukannya ijtihad. Hadits ini – dengan demikian – menjadi dasar diperbolehkannya berijtihad dan penggunaan segenap kemampuan intelektual (­ar-ra’yu) untuk hal itu. Menafikan hasil ijtihad sama saja dengan menafikan hadits Rasulullah SAW di atas. Menafikan hadits Nabi – jangankan satu, sebagian pun – dapat dipandang telah meruntuhkan keutuhan dari ajaran Islam itu sendiri.



Peristiwa Muadz itu kemudian memberi petunjuk kepada generasi berikutnya untuk melakukan hal yang sama ketika menemukan kasus yang harus dijawab pada masanya. Para Ulama dari masa ke masa senantiasa melahirkan penemuan dan fatwa baru sesuai dengan hasil ijtihad mereka, kemudian diikuti oleh generasi demi generasi sehingga lahir berbagai madzhab dalam Islam. Dari berbagai madzhab itu kemudian tinggal empat madzhab saja yang diikuti oleh mayoritas ummat.



Rasulullah SAW juga telah bersabda:

“Ketika hakim berijtihad, kemudian ia benar dalam ijtihadnya, maka baginya dua pahala. Apabila ia salah, maka ia dapat satu pahala.” (HR Imam Muslim)



Dalam suatu surat yang dikirim oleh Umar bin Khattab kepada Abu Musa Al-Asy’ari yang pada waktu menjabat sabagi Wali Negeri di Bashrah, tertulis: “Fahamkan, fahamkan segenap perkara yang bergejolak dalam dadamu menyangkut hal-hal yang tidak terdapat (hukumnya secara jelas) di dalam Kitab dan Sunnah. Perhatikan yang serupa dan sebanding, kemudian qiyaskanlah yang satu kepada yang lain.”[3]



Khalifah Umar bin Khattab dengan tegas meminta kepada utusannya untuk tanpa ragu melakukan ijtihad apabila mendapati masalah yang tidak dapat ditemukan hukumnya secara tegas di dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah. Hal ini sesuai dengan hadits Muadz bin Jabal di atas, di mana Rasulullah juga meminta hal yang sama.



Ada sebagian orang yang membid’ahkan amal ibadat yang berdasarkan Hadits dhaif. Pendapat semacam ini sungguh tidak tepat. Hadits dhaif bukanlah hadits yang dibuat-buat (maudhu’), melainkan hadits yang lemah sanadnya, bukan hadits dusta, karena asalnya dari Rasulullah SAW juga. Hadits dhaif adalah hadits yang derajatnya kurang sedikit dari Hadits Shahih atau Hadits Hasan. Suatu hadits yang dalam jalur periwayatannya terdapat orang yang akhlaknya kurang baik, seperti pernah makan sambil berjalan, buang air kecil berdiri, atau kurang kuat hafalannya, maka haditsnya disebut dhaif. Haditsnya sendiri tidak salah dan bukan sesuatu yang dibuat-buat, hanya saja derajatnya turun karena masalah pada perawinya.



Ada juga hadits dhaif karena ada salah satu perawi yang tidak disebutkan. Misalnya ada seorang tabi’in yang mengatakan “Rasulullah SAW bersabda”, padahal ia tidak berjumpa Rasulullah SAW. Hadits ini disebut dhaif juga (mursal), karena ‘”dilemparkan” ke atas, tanpa menyebut shahabat yang meriwayatkannya. Apakah kita akan mengatakan bahwa tabi’in yang bersangkutan adalah pendusta atau tak dapat dipercaya, sedangkan mereka adalah golongan Salaf? Bila ada orang yang meyakini kebenaran hadits tersebut karena kedekatan mereka dengan masa Rasulullah SAW, maka kita pun memahami keniscayaan tersebut. Imam Abu Hanifah, Imam Malik, dan Imam Ahmad bin Hanbal memakai hadits dhaif semacam ini sebagai hujjah hukum, juga untuk fadhail al-a’mal. Hal ini tak dapat disebut bid’ah, apalagi bid’ah dhalalah, karena amal mereka didasarkan kepada dalil yang secara logis dapat diterima kebenarannya. Atsar tabi’in saja kita pergunakan sebagai uswah dan panutan, apalagi bila tabi’in yang bersangkutan menyandarkan amalnya kepada sabda Rasulullah SAW.



Standar penetapan keshahihan hadits memang ketat, dan yang terkenal paling ketat adalah Imam Bukhari dan Imam Muslim. Karena itu, dhaif-nya suatu hadits juga bertingkat-tingkat, ada yang ringan dan ada juga yang sangat dhaif. Hadits yang sangat dhaif inilah yang tidak dapat dipergunakan sebagai dalil pokok, meski masih mungkin menjadi dalil penguat bila ada hadits shahih yang senada atau isinya diperkuat oleh hadits yang lain.



Para Imam Mujtahid berbeda-beda dalam menggunakan hadits dhaif. Selain menggunakan hadits yang dhaif karena “dilemparkan ke atas”, Imam Ahmad bin Hanbal (yang dikenal sebagai ahlul hadits) juga menggunakan hadits dhaif yang lain sebagai penegak hukum, dengan syarat dhaifnya tidak keterlaluan. Hal ini tidak mengherankan, karena beliau dikenal hafal hingga 1 juta hadits beserta sanadnya, sehingga tingkat pemakaian haditsnya pun paling tinggi di antara para Imam Madzhab yang empat.



Dalam madzhab Syafi’i (Imam Syafi’i dikenal sebagai Nashir as-Sunnah/Penolong atau penyelamat Hadits), hadits dhaif tidak dipergunakan sebagai hujjah hukum, namun dapat dipergunakan sebagai dalil untuk fadhail al-a’mal, yaitu amalan sunnah yang utama, seperti doa, dzikir, tasbih, baca shalawat, dan lain-lain. Sebenarnya amalan-amalan tersebut telah terdapat dalil umumnya di dalam Al-Qur’an, di mana Allah SWT menganjurkan manusia untuk rajin berdzikir, berdoa, membaca tasbih, dan membaca shalawat, sehingga tanpa hadits pun amalan tersebut tetap boleh dilakukan berdasarkan keumuman dalil dalam Al-Qur’an atau hadits-hadits shahih yang lain. Berdzikir dan berdoa berdasarkan hadits dhaif tak dapat dikatakan bid’ah dhalalah, karena sebenarnya telah ada dalil umumnya dalam Al-Qur’an dan Hadits yang lain. Khusus untuk hadits mursal, Madzhab Syafi’i juga tidak menggunakannya sebagai hujjah hukum, kecuali munqathi’nya tabi’in bernama Said ibnu al-Musayyab.[4]

[1] Allah biarkan mereka bergelimang dalam kesesatan.

[2] Sahih Tirmidzi juz II, hal 68 – 69, dan Sunan Abu Dawud, juz III – hal 303.

[3] Muhammad Abu Zaheah. Asy-Syafi’i. hal. 64.

[4] Ia adalah tabi’in yang berguru kepada istri-istri Nabi, dari Zaid bin Tsabit, Ibnu Umar, dan Ibnu Abbas. Ia juga menerima hadits dari Utsman, Ali, Shuhaib, dan shahabat Nabi lainnya. Ia menikah dengan putri Abu Hurairah karena keinginannya yang kuat dalam mengambil Hadits. Ia rajin berpuasa dan selalu bangun di malam hari. Ia berhaji 40 kali dan tak pernah terlambat takbir pertama di Masjid Nabawi.

Senin, 11 Mei 2009

bid'ah

Assalamualaikum WW
Bismillah. Alhamdulillah. Washsholaatu wassalaamu alaa Rasulillah,
Sayyidinaa Muhammad ibni Abdillah, wa alaa aalihi wa shahbihi wa man
waalah. Amma ba'du.
Setelah seri bermadzhab enam jilid sudah selesai, kini saya bermaksud
melanjutkan dengan seri kedua, yaitu pembahasan tentang Bid'ah.
Silakan diikuti. Ini adalah seri 1.


BID’AH, TA’RIF DAN PEMBAHASANNYA

Disajikan oleh: H.M. Dawud Arif Khan, S.E., M.Si., Ak., CPA

Segala puji bagi Allah SWT. Sholawat dan salam semoga senantiasa
tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW, kepada para shahabat dan
keluarga beliau, serta kepada para pengikut beliau hingga akhir masa.
Ini adalah risalah kecil tentang masalah bid’ah yang masih perlu
dilengkapi dan dikaji lebih jauh. Semoga bermanfaat baik di dunia
maupun di akhirat. Aamiin.

A. ANCAMAN KEPADA AHLI BID’AH

Banyak hadits yang memberikan ancaman yang nyata kepada para ahli
bid’ah, di antaranya:

“Allah enggan menerima ibadah ahli bid’ah sampai ia meninggalkan
bid’ahnya itu.” (HR Ibnu Majah)

Dari A’isyah Rda., bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang
mengada-adakan dalam urusan kami ini (urusan agama/ibadah) sesuatu
yang tidak ada dalam agama, maka perbuatan orang itu ditolak.” (HR
Imam Muslim)

Imam Nawawi, Ulama yang menyusun Kitab Syarah Shahih Muslim mengatakan
bahwa pengertian ditolak itu adalah batal atau batil, tidak masuk
hitungan. Ini hadits yang jelas, yaitu menolak segenap ibadah yang
diada-adakan, ibadah yang bid’ah.

Perlu diketahui bahwa Imam Nawawi ini juga penyusun Kitab Majmu’
Syarah Al-Muhadzdzab yang sangat terkenal, Kitab Riyaadhus Shalihin,
Al-Adzkaar, dan lain-lain. Beliau sangat anti bid’ah, sehingga sangat
aneh tuduhan sementara orang bahwa beliau mengajarkan bid’ah. Suatu
hal yang sangat tidak logis dan tidak ilmiah.



Dan yang paling terkenal adalah sabda Rasulullah SAW:

“.....Jauhilah perkara baru yang diada-adakan, karena semua yang baru
diada-adakan itu adalah bid’ah, dan semua bid’ah itu adalah sesat.”
(HR Abu Dawud)



Rasulullah SAW juga bersabda:

“Barangsiapa yang menghidupkan sunnahku yang sudah dimatikan orang
setelah aku tidak ada, maka baginya pahala seperti pahala orang yang
mengamalkannya. Tidak sedikitpun dikurangi seperti orang yang
mengamalkan sunnah.

Dan barangsiapa yang membuat suatu bid’ah yang sesat yang tidak
diridhoi Allah dan Rasul-Nya, maka ia mendapat pula dosa-dosa yang
mengamalkan bid’ah tanpa dikurangi sedikit pun.” (H.R. Imam Tirmidzi)

Menurut Hadits ini, siapa yang mengadakan bid’ah, maka ia berdosa dan
ia mendapat pula dosa orang yang mengamalkan bid’ah itu sampai dengan
Hari Kiamat. Maka sungguh buruklah orang yang berpendapat bahwa adzan
kedua Shalat Jum’at itu bid’ah (dhalalah), karena dengan demikian ia
berkesimpulan bahwa Utsman bin Affan adalah ahli bid’ah yang akan
memikul dosa semua orang yang melakukan adzan Jum’at dua kali. Sungguh
kesimpulan yang sembrono dan salah besar. Sedangkan dalam beberapa
Hadits, beliau telah dijamin oleh Rasulullah SAW sebagai ahli surga.

Dari Abu Musa Al-Asy`ari Ra., ia berkata: ”Tatkala Rasulullah SAW
berada dalam salah satu kebun Madinah sedang bersandar dengan
menancapkan sebatang kayu antara air dan tanah tiba-tiba datang
seseorang yang ingin menemui Rasulullah saw. ............... Kemudian
Rasulullah saw. duduk dan bersabda: Bukakanlah pintu dan sampaikanlah
kabar gembira tentang surga dengan musibah yang akan menimpa. Aku pun
pergi menemui orang itu, ternyata dia adalah Usman bin Affan. Aku
bukakan pintu untuknya dan menyampaikan kepadanya berita gembira
tentang surga. Usman lalu berkata: Ya Allah, (berilah) kesabaran atau
Allah-lah Yang Maha Penolong.” (HR Imam Muslim, Shahih Muslim No.4416)

B. PENGERTIAN BID’AH

Menurut Bahasa Arab, kata Bid’ah berarti “sesuatu yang diadakan tanpa
contoh yang terdahulu”.

Sedangkan definisi (ta’rif) bid’ah tidak terdapat dalam Al-Qur’an
maupun Al-Hadits. Para Ulama’lah yang menyusun definisi/ta’rif
tersebut setelah memperhatikan Al-Qur’an dan Al-Hadits. Syeikh
Izzuddin bin Abdis Salam berkata:

“Bid’ah itu adalah suatu pekerjaan keagamaan yang tidak dikenal pada
zaman Rasulullah SAW.”[1]

Menurut riwayat Abu Nu’im, Imam Syafi’i pernah berkata: “Bid’ah itu
dua macam, satu bid’ah terpuji dan yang lain bid’ah tercela. Bid’ah
terpuji ialah yang sesuai dengan sunnah Nabi, dan bid’ah tercela ialah
yang tidak sesuai atau menentang sunnah Nabi.”[2]


Imam Baihaqi ahli hadits yang terkenal menerangkan dalam kitab
‘Manaqib Syafi’i’ bahwa Imam Syafi’i pernah berkata:

“Pekerjaan yang baru itu dua macam:

Pekerjaan keagamaan yang menentang atau berlainan dengan Qur’an,
Sunnah Nabi, Atsar dan Ijma’, ini dinamakan bid’ah dhalalah,
Pekerjaan keagamaan yang baik, yang tidak menentang salah satu dari
yang tersebut di atas, adalah bid’ah juga, tetapi tidak tercela.”

Imam Syafi’i membagi bid’ah menjadi dua golongan, yaitu bid’ah
dhalalah dan bid’ah yang tidak tercela (hasanah).

Nabi Muhammad SAW bersabda: “Barangsiapa yang mengadakan dalam Islam
sunnah hasanah (sunnah yang baik) maka diamalkan orang kemudian
sunnahnya itu, diberikan kepadanya pahala sebagai pahala orang yang
mengerjakan kemudian dengan tidak mengurangkan sedikit juga dari
pahala orang yang mengerjakan kemudian itu.

Dan barangsiapa yang mengadakan dalam Islam sunnah sayyiah (sunnah
yang buruk), maka diamalkan orang kemudian sunnah buruknya itu,
diberikan kepadanya dosa seperti orang yang mengerjakan kemudian
dengan tidak dikurangi sedikitpun juga dari dosa orang yang
mengerjakan kemudian itu.” (H.R. Imam Muslim).

Istilah bid’ah yang baik diambil dari ucapan Umar bin Khattab Ra. Dari
Abdurrahman bin Abdul Qarai, beliau berkata:

“Saya keluar bersama Umar Bin khatab (Khalifah Rasyidin) pada suatu
malam bulan Ramadhan ke Mesjid Madinah. Di dalam mesjid itu
orang-orang shalat tarawih bercerai-berai. Ada yang shalat
sendiri-sendiri dan ada yang shalat dengan beberapa orang di
belakangnya. Maka Umar RA berkata : ”Saya berpendapat akan
mempersatukan orang-orang ini. Kalau disatukan dengan seorang imam
sesungguhnya lebih baik, serupa dengan shalat Rasulullah”. Maka beliau
satukan orang-orang itu shalat di belakang seorang Imam, namanya Ubai
bin Ka’ab.

Kemudian pada suatu malam kami datang lagi ke mesjid, lalu kami
melihat orang shalat berjama’ah di belakang seorang Imam. Umar RA.
berkata : ”ini adalah bid’ah yang baik”.

(Shahih Bukhari Juz I hal. 242)

Umar bin Khattab memberi istilah bid’ah pada pekerjaan yang
diperintahkannya, yaitu Shalat Tarawih berjamaah. Hanya saja, itu
adalah bid’ah yang baik. Sementara orang boleh menyatakan bahwa
perbuatan Tarawih berjamaah itu bukan bid’ah, tapi yang sudah pasti
adalah bahwa Umar bin Khatttab itu lebih pandai dalam hal agama
daripada kita. Ia memberi ta’rif perbuatannya sebagai bid’ah, hanya
saja bid’ah yang baik.



Imam Suyuthi berkata:

“Maksud yang asal dari perkataan bid’ah ialah sesuatu yang baru
diadakan tanpa contoh terlebih dahulu. Dalam istilah syari’at, bid’ah
adalah lawan dari sunnah, yaitu sesuatu yang belum ada pada zaman Nabi
Muhammad SAW. Kemudian hukum bid’ah terbagi kepada hukum yang
lima.”[3]

Imam Ibnu Hajar Al-Atsqolani, Ulama yang menyusun Kitab Fathul Bari
Syarah Shahih Bukhari, mengatakan: “Dan sebagian Ulama membagi bid’ah
itu kepada hukum yang lima. Ini jelas.”[4]



Untuk memperjelas persoalan bahwa tidak semua bid’ah dapat dikatakan
sesat, kita ikuti uraian berikut ini:

________________________________

[1] Izzuddin bin Abdussalaam, Qowaaid al-Ahkam:

[2] Ahmad Ibnu Hajar Al-Atsqolani, Fathul Bari, juz XVII – hal. 10.

[3] Imam Suyuthi, Tanwirul Halik, juz I – hal.137

[4] Ahmad Ibnu Hajar Al-Atsqolani, Op.Cit.



Silakan tunggu episode 2.....

Kamis, 30 April 2009

kuliner malam

"kenapa berhenti?"
"makan dimana kita?"
selalu seperti itu.
setiap malam, sehabis isya' kami terhenti di pertigaan depan kompleks dengan posisi motor perseneling satu.
selalu seperti itu. kami jenuh, bosen, malas atau apalah itu.
kami mencapai titik kulminasi abtrak yang membosankan.
bingung mo makan malam apa, dimana.

.........

ngomong-ngomong soal semen, eh nyamuk, eh makan maksud gw, pernah beberapa kali gw tersedak sehabis makan.
yaitu pas moment2 paling ga enak, istilahnya klo kita makan sop buntut, saat itu adalah saat buntutnya, yaitu nemuin kasir.heheheeee
suatu malam, gw udah ditinggal makan ma kedua temen gw.
smspun datang "di sukarasa".
okey, gw langsung jalan ke KTP, eh TKP yang jaraknya cuman 300meteran dari kosan.
nyampe di Sukarasa, wa langsung menuju kedua temen gw yg udah duluan.
"eeh, kalian pesen paan?"
"ikan lebam bakar ma es campur"
"ooh..ikan bakar ya?/ jadi pengen, tapi doyan ga ya?"
pelayanpun datang nanyain gw
"pesen paan mas?"
"ikan bakar yg paling enak apa mbak?"
"semua enak mas.."
"pasti adalah yang plaing enaaakk..selar, lebam atau apa gt?"
"yaa..semuanya enak mas, tergantung orangnya.."
"yauda, nasi gorang seafood aja deh,heheheheee"jawabku
datanglah pesanan, ikan lobam bakar, sepiring penuh, dg bumbu kuning khas melayu.
saya nyoba dikit, rasanya basah, dan saya lebih suka dg yang kering2, untung ga pesen ikan lobam bakar.
pesanankupun datang, nasi goreng seafood, lengkap dg udang, cumi, dan bakso ikan. mantaaabbsss!!
makan selesai, tiba giliran bayar.
gw cuman bawa duit 100rb.
untuk 4 orang biasanya paling2 sekitar 80ribuanlah klo makn di sukarasa.
jadi dg PDnya gw langsung ke kasir untuk urusan buntutnya nasi goreng seafood ma ikan lebam bakar ini.
"meja 13 ya mas?hmmmm..146 ribu..."
setdah!!
"boleh minta bonnya BU?"
"ooh..yaa mas..jadi ini yang mahal ikan lebamnya mas, bakarnya susah, harus dua kali...jadi ini ikan lebamnya saja 86 ribu mas..."
setdah lagi!!
untung tadi gw ga pesen ikan lebam juga.
bisa2 gw keselek makanan yang gw ga doyan..hahahahahaaaaaa


.....................................

lagi2 karena bosen banget dg menu2 selama ini.
saya berinisiatif untuk makan di Rumah Makan Jawa Timur di Jl. Raja Ali Haji.
"Rumah Makan Jawa Timur, Menyediakan Makanan Khas Jawa Timur"
sebagai seorang jawatimur, saya merasa penasaran, setidaknya bisa mengobati rasa kangen masakan jawa timur.
kami masuk berlima, kaya power ranger aja ya..heheheheee.
disambut seorang mbak2 manis dan mempersilakan kami.
aku langsung ambil tempat duduk paling strategis, yg bisa ngeliat ke sekitar ruangan dan posisi ngadep pintu masuk, jadi klo ada yang datang bisa liat.hueheheheeh
"ini mas menunya, silakan dipesan"ucap mbaknya sambil cengengesan, mungkin seneng kali ya liat lima cow2 kece,hahahahaaaaa

aku liat list menunya. aku balik lagi ternyata list minuman.
ikan bakar, udang tepung, , cumi kering, cah kangkung, tempe goreng, tahu goreng, dst...
"mbak, makanan khas jatimnya apa nih di sini?'
"ada ayam gorang ma tempe goreng mas"
"mantabhs!!" jawabku cekikikan
"menu lainnya?"
"ada ketam, cumi, cah kangkung, udang"
ini mah makanan khas tanjungpinang embaaak!!!! batinku.
dalam bayanganku, masakan khas jawa timur itu seperti tahu thek, lonthong balap, lonthong kikil, kupang, tahu campur, rawon dkk.
"yauda pesen udang seporsi, ayam ini seporsi berap ekor mbak?"
"satu mas, di potong jadi 8 potong"jawab mbakknya yg putih manis juga klo senyum mbak yg satu itu..hehehehee
"okey, ayam goreng seporsi, udang, cah kangkung, nasi putih untuk berlima, tahu tempe, trus minumnya teh O 3, lemon tea, ma juice melon".
......makanan datang...
ayamnya kecil2 banget, rasanya ga kenyang, rencana mo nambah lagi ayamnya, cah kangkungnya semangkuk, lumayan enak, biasanya aku ga doyan kangkung, tiba2 doyan....
abis makan, di kasih air putih segelas2, terus di kasih buah2an semangka dan nanas sepiring...aku sikat abis..hehehee, pencuci mulut!

tiba sesi buntutnya...

"mbak, minta bill nya!"

datanglah mbak yg manis tadi,
"ni mas, 237.000 semuanya"

aku buka dompetku, cuman ada 150rb..
terpaksa bongkar dompet yg lain..
setelah nyampe kosan, aku cek, temenku yg pesen udang kayak anak kecil, mewek2.
"gilaaa..masa udangnya 65 ribu??"udah gitu kami itung2an, yang ambil udang sebiji dihargai 6ribu..hahahahaha. gw ambil 2 bji terpaksa bayar ke dia 12 ribu..hahahahaaa

wakakakakakakaaa' semua ketawa...
setelah aku liat2,
-cah kangkung 20.000
-ayam goreng 68.000(murah juga di bandingkan cah kangkung..heheheheh)
- lainya males ngeliat...

yach, karena aku ga bakat jadi boos, maka aku minta sumbangan yg lain...
nasib anak kos.


bener2 tersedak gw.
bener2 rumah makan yang "UnPredictable".
baik menunya ataupun harganya.

tanjungpinang panas banget hari ini.
gelas es teh manis gw sampe kringetan!!

^_^

Rabu, 29 April 2009

tanjungpinang kota gurindam

melayu.
30 Juni 2008 sekitar jam 9 malam waktu jam tangan di lengan kiriku.
sebuah bandara kecil, sepi dan dan minim pencahayaan di area landasan.
"Selamat Datang di Bandar Udara Raja Ali Haji Tanjungpinang"
sebuah kota yang sama sekali aku ga pernah bisa bayangin masyarakatnya seperti apa.
dalam benakku, sebuah kota yang sangat sepi, penduduknya jarang, ga ada Mall, jalanan sepi serta banyak hutan dan ladang.
sepanjang perjalanan saya selalu bertanya."pusat kotanya mana mas?"
"belum" jawab mas iqbal, senior yang jemput kami di bandara.
beberapa meter kemudian kami melewati ruko2 yang lumayan banyak, dan rame tempat jajanan malam.
"ini pusat kotanya ya mas?'
"beluum...ntar lah aku kasih tau!"
keadaan ruko2 itu cukup mewakili pusat kota tanjungpinang dalam benakku selama ini.
jalanan yang kami lewati ada empat lajur, dua lajur untuk satu arah tanpa pembatas jalan tapi lengkap dengan markanya.
"kotanya udah tertata"pikirku.
sekitar 12 kiloan hingga sampe pada jalanan yang lebih rame dari kota Tuban(kota kelahiranku).
sepanjang perjalanan banyak sekali ruko-ruko yang bagian terasnya digunakan sebagai lapak jualan jajanan malam.
sepanjang perjalanan.
"gilaaa....sebanyak ini orang jualan? kok rame semua?" batinku.
sampe kami melewati sebuah gedung yang terpampang tulisan "21".
"lho? ada bioskop ya di sini?"tanya kami.
"bukaan, itu pasar raya, pusat pembelanjaan gt, dulu katanya sih gedung bioskop, tapi ga laku."
perjalanan kami melewati sebuah lapanagn, tepatnya mirip lapangan parkir di pulau jawa, tapi di situ terdapat banyak sekali kursi2.
"itu pujasera..." salah seorang di mobil berucap.



beberapa hari di Kota Gurindam, ada banyak hal2 baru yang saya tahu.
1. hoby dan kebiasaan.
hobi dan kebiasaan sebaian besar masyarakat tanjungpianang adalah ngumpul2, makan ga peduli sejauh apa tempat makan itu.
asal itu enak maka akan kita cari.
pernah saya ikut dalam suatu acara makan2, naek mobil sampe 50 KM, masuk2 hutan, ga ada rumah, ga ada kendaraan lewat, saya kira udah nyasar. sampa pada akhirnya nyampe di ujung pulau(baca:pantai) yang terdapat sebuah kelong(rumah2 tempat makan di atas laut).
setdah!! cari makan aja sampe kaya orang nyasar!!
begitu turuin dari mobil, ada satu mobil lain yang ternyata orang2nya baru pada mo naek, selesai makan.
"Pak, ini bener yang tempat makan itu ya?"
"betul Bu!"
"enak tak pak?''
"yach, enak lah Bu, ini temen2 saya baru datang dari singapore langsung saya ajak kesini."



bersambung dulu ya...
udah waktunya pulang nih!!
tuing!!

Selasa, 03 Maret 2009

ngenet di kantor yuks!!



"waduh mo buka email nih, ada kiriman dari jakarta, resi pengirimannya di kirim lewat email, ngenet yuks!" ajak syaecho.
"ayook...aku juga mo buka friendster, udah lama nih ga aku buka." jawabku sambil aku nyamber jaket ma helm(seragam wajibku naek motor) dengan penuh semangat.
"aku maleslah pake helm, masih basah nih rambut, lagian cuman di gang depan aja kok"jawab syaecho.
"lho..bukannya di kantor?? di kantor ajalah gratiss."
"males ah, jauh, depan sini ajalaah.."
"yaelaah..kan bukti kita sayang ma kantor kita..walaupun libur, kita kunjung2laah.."
"kunjung sih kunjung, lha niatannya udah ga bener, memanfaatkan kewenangan tidak pada mestinya.."
"kan kantor ambil paket unlimited, jadi walau kita pake atau enggak, bayarnya kan tetep, jadi ga ada yang dirugikan"jawabku sengak.
"yaelaaah..hari ini hari apa din? sabtu kan? emang sabtu hari kerja?" nadanya mulai ikut meninggi.
"hari sabtu..makanya aku bilang bukti kecintaan kita pada kantor, sabtu2 tetep masuk,heheh"ucapku cengengesan berusaha mendinginkan suasana.
"cinta kantor pa cinta ngenet!?"
"kan ga ada batasan klo udah cinta kantor ga boleh cinta ngenet kan?heheheee"jawabku dengan canda.
"gini ya kisanak, hari sabtu kan bukan hari kerja, jadi meteran listrik yg biasanya pada hari sabtu minggu cuman jalan kaki, gara2 kamu ngenet, nyalain komputer, jadi lari2 deh tuh meteran listrik, belum lagi lu ngajak wa, ngajak si robi, si arif, si ade, si bowo, udah berapa tuh listrik yg keluar untuk kepentingan pribadimu? klo kamu dari rumah bawa komputer sendiri, terus bawa listrik sendiri, dan di kantor kamu bawa kabel LAN kamu colokin ke server internet kantor, baru kamu ga "terlalu salah", emang berapa duit sih ngenet di warnet? sejam paling2 cuman tiga ribu, klo aku sih ga mau mengganti uang tiga ribu dengan menunggu persetujuan seluruh penduduk indonesia mengihlaskan milik mereka yg kita pakai di padang mahsyar, kan itu titipan rakyat coy..bukan punya kita..entar mereka di padang mahsyar, hari pembalasan, pasti mereka menuntut sesuatu yg telah kita perbuat"
aku terdiam denger cerocos syaecho, klo udah ngomong kayak gini aku ga bisa membantah lagi.
yach, akhirnya kami ngenet di warnet pertigaan gang depan kosan, si syaecho ngumpat ga karu2an karena loadingnya lama, udah gitu ga bisa buka gmail maupun yahoo. klo aku sih heppy2 aja, kan bisa buka friendster, heheheheeee

Kamis, 19 Februari 2009

horee!! aku kalah lagi!!


sore itu kembali aku bersama syaecho, yach, orang konyol yg selalu menyelipkan canda di setiap kata2nya.
seperti biasa pulang kantor, duduk2 dulu sambil nonton tivi, terdengar adzan magrib udah nyaring dari masjid di bawah.
"ayo berani ke masjid ga?"pancing si syaecho sambil cengengesan.
"belum mandi nih, ntar ga konsen, mending sholat inget mandi, daripada mandi inget sholat"
"emang ntar klo abis mandi kamu pasti konsen sholatnya? ga bakalan inget hal2 lain?"
"tapi kan ga enak juga, belum mandi, keringetan"
"emang keringet itu najis? najis cuman 3 jenis, mugholadhoh, mutawasithoh dan mukhofafah, klo keringetmu masuk yg mana?hehehehee" tanya syaecho cengengesan tapi menohok. "bukan mugholadhoh kan??wakakakakakakaa" tambahnya makin bikin aku panas.
"tapi kan ga enak sama makmum sebelah kita, bau badan kita laah..kan belum mandi.." aku melakukan full defense dengan berbagai alasan.
"oohh..bener, kamu kan pegawai pajak, kerja di kantor angkat2 kardus, dorong mobil dinas, cetak SPT, pasti keringetan dan bau banget, makanya ga pede deketin cewek di jalan, apalagi deket ma Allah".
duh!! dalem banget tuh, aku udah ga bisa berkata2 lagi. males banget berangkat ke masjid, apalagi acara tivinya bagus.
"belum ganti baju nih, kamu tingal aja deh, lama nungguin aku, ganti pake sarung dulu" aku bilang gt karena ga enak, klo sholat magrib di sini ga ada jeda antara adzan dan iqomat, adzan selesai, langsung iqomat, aku ga enak klo dia sampe terlambat gara2 aku.
"emang baju mu itu ga suci ya? perasaan tadi di kantor sholat dhuhur pake itu juga?"
"suci ssiih..yauda..ayo berangkat, pake motor kamu ya..."
"okey..hehehehehee" jawabnya seneng dan cengengesan lagi..

begitu abis salam, seperti biasa, aku dzikir cepet2, langsung doa, rasa ga nyaman karena belum mandi itu terus menghinggap dan mambuat aku ga bisa konsen.
tiba2 ada yg berbisik di teling kiriku. "udah panas ya bokongnya duduk di masjid?huehehehheheee" suara yg khas.
"ho'oh!!" aku langsung berdiri dan pulang duluan.
rencana mo langsung mandi, udah puuanas banget tuh badan.
baru di tengah jalan terdengar motor yg makin dekat, syaecho melanin motornya agar aku bisa ikut, udah nyampe separuh perjalanan nih, maklum, masjid berjarak 300an meter.
"tuuh kan..nyampe nya bareng jugaaa..hehehehehee"ucap dia.
bagitu nyampe kosan, aku masih sempat dududk di kursi depan tivi, rasanya nyaman banget, ternyata film tadi belum selesai, aku lanjutin nonton, penasaran, nanggung juga..hehehehee.
syaecho juga ikut nonton.
"mandi dulu pa makan dulu ya??' tanyanya yg aku sadar itu nyinggung aku, soalnya td aku bilang mo buru2 mandi.
"nanggung ah..nonton dlu..film nya bagus nih" jawabku
"hehehee..iya bener.."

continueeewwewewewewww

Kamis, 12 Februari 2009

bosan bercinta

menemukan antara idealisme dan batas kesombongan.
mengatakan bahwa kita munafik menutupi keinginan kita untuk mendapat cap dari orang lain.
gampang banget kita bilang "WTF!!" "WTH!!"
menunjukkan diri bukan berarti dengan penegasan kata2, tapi dengan penujukkan sikap dan tata krama.
mungkin sejauh mata menatap, sebisa menjilat jidat sendiri, membasuh tangan lusuh dengan kain baju kita, merayap di antara sekian tatoo eksistensi diri, membuka telinga untuk menunjukan sebesar apa lubang tindik itu.
bukan lagi kaum lesbi yg menyendiri, atau morfinis mojok di sudut dg dunianya sediri.

temenku, bukan itu. bila kita cari standar di sini ga akan nemu.
setiap lapisan ada dasar, dan tiap dasar ada struktur pembentuknya, mari kita cari dasar di antara sekian banyak dasar pembentuk struktur dan kontur yang terwujud dalam kultur kita.

seperti halnya aku, aku ga ada niatan pengen ada yg baca blog ku ini.
eh, ga sengaja malah ngikutin blog himpura..

padahal, aku udah bosan bercinta.
bercinta dg stempel2!

Jumat, 30 Januari 2009

alhamdulillah...

yoo...

cuman kata itu yg cocok buat ngungkapin perasaan ku selama ini.

ohya, aku belajar bahasa hokian ma Teochew.
eh,
baru tau arti kata lebay..hehehee

bagi2 ilmu ya..

le = kamu
wo = aku
i = dia


le bay = kamu jelek!!


wo suak = aku ganteng (jujur banget ya..heheheeee)

sementar itu dulu.
wo ho boy cang ek.
mo cang ek dulu ya..

c u...