Kamis, 03 Desember 2009

antara siap dan pengen

banyak wanita dlm doanya berkata: "Ya Allah berikanlah aku seorang laki2 yg bisa menjadi Imamku, yg bisa menuntunku dalm setiap langkah, yg bisa mengingatkanku saat aku salah."
siapapun dia kebanyakan seperti itu.
bahkan klo artis2 di TV di wawancarai, mereka kebanyakan bilang..."yaaaa...nyari yg bisa jadi Imam tentunya...".
imam?
sebenarnya imam yg seperti apa?
sementara ketika wanita itu dipertemukan dengan seorang laki2, yg sering menegur, memberitau, mengarahkan, dia bilang "aku pengen dia itu nerima aku apa adanya, aku ya seperti ini, ya inilah aku!!".

di sisi lain, banyak juga laki2 yang merasa dia adalah calon imam, maka dia udah mulai mengatur, mengarahkan, bahkan kadang kala memaksa.
"aku kan imammu, klo kamu ga nurut aku, mo ngikut sapa lagi?"
dia merasa bahwa seorang imam harus mampu membawa makmumnya kejalan yg sesuai dg prinsip agama (yg dia ketahui).
bahkan ada sedikit gengsi disana. "klo aku ga mampu membimbingmu, maka lebih baek aku meninggalkanmu!"


antara keinginan dan kesiapan yg tidak sinergi, keinginan dan ketidaktahuan yg kurang sinkron.

okey, kita bahas saja siapa imam di sini.

seorang laki2 harus jadi imam, imam yg bisa mengarahkan, membimbing, dan membawa sebuah jamaah menuju suatu tujuan bersama.
bisa bertemunya imam dan makmum adalah satu tujuan, menghadap Allah SWT, menjumpainya bersama dan membagi kebahagiaan bersama.
sang imam harus sadar, sebenarnya dibalik kewajiban itu ada tanggungjawab yang besar.
mempertanggungjawabkan perbuatannya dan yg di pimpinnya.
kita sering lupa atau bahkan ga menyadari dari apa yg telah nyata diajarkan Allah kepada kita.'
lihatlah saat kita sholat berjamaah.
sang imam hanya memberi aba2, makmum mengikutinya, ga ada paksaan di situ, tp ada kewajiban diantara keduaanya.
saat imam salah makmum mengingatkan, dan imampun harus mau.
tak ada perdebatan, saat imam ngajak rukuk, ga mungkin makmum ngajak sujud.
semuanya terpola.
semua tersusun, tertib.
dalam jamaah(kaluarga, harus di susun rencana dan program agar tidak saling mendahului antara kepentingan imam dan makmum) agar jamaah itu bisa berjalan tertib sampai salam(selamat sampai tujuan).
dalam hidup ga selamanya kita rukuk, ga selamanya kita berdiri, kadang sujud, kadang duduk untuk kemudian sujud lagi.
tp perlu diingat, semua dilakukan bersama2. anatar imam dan yg dipimpin.

lalu timbul pertanyaan untuk para wanita. : "lalu imam yg seperti apa yg kamu inginkan? mengiyakan semua perkataanmu?"
lalu timbul pertanyaan bagi para laki2 : "lalu seperti apa wanita yg kamu mau? yg melakukan semua perintahmu?"

wanita ingin dicintai, dan laki2 ingin dihargai.
jika wanita ingin dicintai imamnya, maka hargailah dia..
jika laki2 ingin dihargai wanitanya, maka cintailah dia.
orang cinta tidak memaksa, tp dia memberikan teguran dg teladan.
memberikan peringatan dg perbuatan.
orang yg menghargai tidak akan memaksa dan merasa terpaksa, dia akan mendengarkan dan akan selalu menjalankan apa yg terdengar benar dengan ihlas dan tanpa paksaan.


so, cintai dia karena Allah, jgn sampe "paksa dia karena Allah!".
karena pada dasarnya manusia ga suka dipaksa.
imam yg baik ga harus memaksa, dan makmum yg baik ga perlu dipaksa.
mari siapkan diri menjadi lebih baek!




^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar